Minggu, 08 Juni 2014

Laporan Lengkap PERHUTANAN SOSIAL





 L

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhutanan sosial ibarat bahasa, penyampai gagasan bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan dan mendapatkan penghasilan tambahan dari pengelolaan hutan bersama dengan pengusaha hutan,” kata Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perum Perhutani di sela-sela acara temu kangen pengagas social forestry di CIFOR, Bogor beberapa waktu lalu. Perhutanan sosial pertama diperkenalkan pertama kali pada tahun 1970-an menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan bertujuan meningkatkan kesejahteraan sekaligus menjaga kelestarian hutan. “Perhutanan sosial adalah inspirasi bagi keadilan sosial, yaitu pemanfaatan hutan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat,” tambah Bambang Sukmananto. Hal senada dinyatakan, Harijadi Himawan, Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial. Perhutanan sosial, kata Harijadi, bisa digunakan sebagai mata rantai penghubung antara isu pengelolaan hutan dan kesejahteraan sosial. “Komunitas dipancing mendapatkan mata pencaharian tambahan melalui sistem kemitraan terpadu dengan diajak hadir pada kegiatan komunikasi, misalnya penyuluhan kehutanan di lapangan,” tandasnya.
Dari perspektif ini, perhutanan sosial memiliki keterkaitan erat dengan perubahan iklim. Indonesia sudah menetapkan peningkatan kesadaran masyarakat akan manajemen hutan yang benar untuk menuju daerah hutan yang lebih baik demi menjaga pemanasan global sebagai arahan utama kegiatan mitigasi dan adaptasi. “Dukungan serta peningkatan tanggung jawab masyarakat lokal akan pengelolaan sumber daya hutan mereka amat penting agar kita dapat melangkah maju,” tegas Harijadi yang saat ini menjabat sebagai Co-chair ASEAN Social Forestry Network (ASFN). Dalam hal pengembangan kapasitas masyarakat, menurut Harijadi, perlu diperhatikan pengadaan pelatihan komunikasi. Keterbukaan informasi membuat masyarakat menerima terpaan beragam informasi yang dapat menganggu hubungan antar pihak bila tidak dipilah dengan baik. “Pembelajaran komunikasi yang baik dapat mengubah pola pikir, sikap dan kesadaran masyarakat,” ujarnya.
Perubahan pola pikir, sikap, dan kesadaran masyarakat ini diharapkan bisa mendukung kegiatan mitigasi dan adaptasi yang juga diarahkan pada akselerasi upaya pencegahan deforestasi dan degradasi yang menstimulus peningkatan emisi karbon, serta meningkatkan ketahanan hutan dan ekosistemnya. Upaya ini juga dikembangkan sebagai bagian mitigasi jangka panjang, meningkatkan kegiatan penghijauan (reforestasi), mendorong manajemen hutan yang lestari dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan konservasi hutan.
.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah mengikuti praktikum ini
1.      Menggambarkan kondisi masyarakat (responden) yang memanfaatkan kawasan hutan menjadi lokasi praktek lapangan
2.      Mengidentifikasi pola pemanfaatan jenis hasil hutan di sekitar kawasan hutan menjadi lolasi praktek lapangan.
3.      Mengidentifikasi pola penggunaan lahan hutan di sekitar kawasan hutan menjadi lokasi praktek lapangan.

1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini ialah untuk menganalisis aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan.
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini ialah untuk mengetahui hasil analisis keputusan masyarakat dalam pengelolaan hutan.

II.      TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tiwari (1983) dalam Suharjito dan Darussman (1998), social forestry adalah ilmu pengetahuan dan seni menumbuhkan pohon-pohon dan atau vegetasi lain pada lahan yang tersedia, di dalam dan di luar areal hutan tradisional dengan melibatkan masyarakat untuk tujuan menghasilkan tata guna lahan yang seimbang dan saling melengkapi.
Untuk menunjang keberhasilan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Perum Perhutani, diperlukan lembaga masyarakat desa hutan yang merupakan wadah bagi masyarakat sekitar hutan yang bersedia memelihara kelestarian hutan dengan jalan menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani.
      Berbagai penelitian mengenai Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat telah banyak dilakukan di Perum Perhutani. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudaryanti (2002) dalam penelitian menunjukkan bahwa dengan adaanya kedinamisan kelompok terjadi perubahan produktivitas anggota dalam kategori sedang. Pujo (2002) Alasan berpartisipasi peserta Program Kehutanan Sosial pada umumnya karena alasan terinduksi dan bahkan masih ada yang tidak berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berpartisipasi terhadap program, karena adanya peran / dorongan dari orang luar baik dari kelembagaan yang bersifat formal maupun non formal.
      Menurut Kusumaningtyas (2003) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Desa Cileuya pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan pada Program PHBM termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian tingkat partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dikategorikan tinggi. Namun penelitian-penelitian tersebut hanya menjelaskan pada kedinamisan kelompok dan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan bersama Perum Perhutani. Belum melihat pada aspek kolaborasi antara Perum Perhutani dengan masyarakat sekitar hutan. Oleh karena itu, penting kiranya dilakukan penelitian guna mengetahui kondisi kolaborasi, karena berkaitan dengan program yang sedang berjalan selama ini. Untuk pengelolaan hutan saat ini, bukan lagi mutlak menjadi domain satu stakeholder, dalam hal ini Perum Perhutani. Dalam penelitian ini tetap memperhatikan aspek dinamika kelompok dan aspek partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam Program PHBM.

 III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16 Juni 2013 pukul 10.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Desa Labuan Kungguma Kec. Labuan Kab. Donggala
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kuisioner yang memuat pertanyaan terkait objek praktikum yang akan diwawancarai, alat tulis menulis.
3.3     Cara Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum Perhutanan Sosial  adalah sebagai berikut :
1.  Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
2.   Mencari responden.
3.  Mewawancarai responden tersebut.
4.  Mencatat hasil dari wawancara tersebut.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
4.1.1  Hasil Responden
Ø Responden 1
1. Nama                                    : Suprianto
2. Umur                                    : 35 tahun
3. Alamat Desa                         : Desa Lanta Labuan Kungguma
4. Tingkat pendidikan              : SMP
5. Jumlah anggota keluarga      : 4 orang
6. Suku                                     : Kaili
B. sosial ekonomi responden
1. Pekerjaan/ mata pencaharian :
a. Utama                : Pedagang                    Pendapatan/bulan : Rp 3.500.000/bulan
b. Sampingan         : tambang                      pendapatan/bulan : Rp 2.000.000/bulan
2. Pekerjaan dari pemanfaatan hasil hutan selama setahun :
Jenis hasil hutan
Volume pengambilan
Frekuensi pengambilan setahun
Harga/volume
Total pendapatan
-
-
-
-
-
3.    Alasan memanfaatkan hasil hutan :
4.    Pekerjaan dari penggunaan lahan hutan selama setahun :


Jenis tanaman yang ditanam
Luas lahan (Ha)
Produksi (Kg, Liter, Tandan dll)
Harga/volume
Berapa kali panen selama setahun?
Total pendapatan/tahun
1
2
3
4
5
6
Rica
1 Ha
70 kg
Rp 16000/kg
1 minggu/ 1 x
Rp 7.500.000
5.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk biaya kebutuhan sehari-hari dan untuk tabungan di masa depan.

Ø Responden 2
1. Nama                                    : HAMSA
2. Umur                                    : 32 Tahun
3. Alamat Desa                         : Desa Lanta Labuan Kungguma
4. Tingkat pendidikan              : SMA
5. Jumlah anggota keluarga      : 3 orang
6. Suku                                     : Kaili
B. Sosial Ekonomi Responden
1. Pekerjaan/ mata pencaharian :
a. Utama                : Petani                          Pendapatan/bulan : Rp 1.000.000/bulan
b. Sampingan         : Pedangang                  pendapatan/bulan : Rp 2.500.000/bulan
2. Pekerjaan dari pemanfaatan hasil hutan selama setahun :
Jenis hasil hutan
Volume pengambilan
Frekuensi pengambilan setahun
Harga/volume
Total pendapatan
kayu pertukangan
1/2 / kubik
7
1.000.000

-
-
-
-
-
3. Alasan memanfaatkan hasil hutan : .untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari – hari
4.    Pekerjaan dari penggunaan lahan hutan selama setahun :
Jenis tanaman yang ditanam
Luas lahan (Ha)
Produksi (Kg, Liter, Tandan dll)
Harga/volume
Berapa kali panen selama setahun?
Total pendapatan/tahun
1
2
3
4
5
6
cengkeh
1 Ha
-
Rp100.000/Kg
-
-
coklat
1 Ha
-
Rp 250.000/kg
-
-
5.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk biaya kebutuhan sehari-hari dan  untuk kebutuhan anak – anak dan Simpanan Hari Tua




Ø Responden 3
1. Nama                                    : HADIA
2. Umur                                    : 40 Tahun
3. Alamat Desa                         : Desa Lanta Labuan Kungguma
4. Tingkat pendidikan              : SD
5. Jumlah anggota keluarga      : 3 orang
6. Suku                                     : Kaili
B. Sosial Ekonomi Responden
1. Pekerjaan/ mata pencaharian :
a. Utama                : URT                            Pendapatan/bulan :   -
b. Sampingan         :  Petani/Pekebun          pendapatan/bulan :   Rp 100.000/bulan




2. Pekerjaan dari pemanfaatan hasil hutan selama setahun :
Jenis hasil hutan
Volume pengambilan
Frekuensi pengambilan setahun
Harga/volume
Total pendapatan
Kayu bakar
2 ikat / hari
1 kali/minggu
-
-
kayu pertukangan
1 kubik
7
-
-
3. Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk memenuhi kebutahan sehari – hari
4.Pekerjaan dari penggunaan lahan hutan selama setahun :
Jenis tanaman yang ditanam
Luas lahan (Ha)
Produksi (Kg, Liter, Tandan dll)
Harga/volume
Berapa kali panen selama setahun?
Total pendapatan/tahun
1
2
3
4
5
6
Rica
1 Ha
40 cangkok
Rp 15.000/Kg
1 kali/minggu
Rp 568.000/tahun
4.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk biaya kebutuhan sehari-hari.








Ø Responden 4
1. Nama                                    : Amrullah
2. Umur                                    : 43 tahun
3. Alamat Desa                         : Jl. Rapainga Desa Lanta Labuan Kungguma
4. Tingkat pendidikan              : SMP
5. Jumlah anggota keluarga      : 4 orang
6. Suku                                     : Kaili
B. sosial ekonomi responden
1. Pekerjaan/ mata pencaharian :
a. Utama                : Petani                          Pendapatan/bulan : Rp1000.000/bulan
b. Sampingan         : tambang Batu             pendapatan/bulan : Rp 750.000/bulan
2. Pekerjaan dari pemanfaatan hasil hutan selama setahun :
Jenis hasil hutan
Volume pengambilan
Frekuensi pengambilan setahun
Harga/volume
Total pendapatan
Kayu bakar
4 kubik
7
Rp 5000/ikat
Rp 2.000.000
6.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
7.    Pekerjaan dari penggunaan lahan hutan selama setahun :
Jenis tanaman yang ditanam
Luas lahan (Ha)
Produksi (Kg, Liter, Tandan dll)
Harga/volume
Berapa kali panen selama setahun?
Total pendapatan/tahun
1
2
3
4
5
6
Rica
1 Ha
50 kg
Rp 5000/kg
1 minggu/ 1 x
Rp 1.500.000
Cokelat
1 Ha
50 Kg/minggu
Rp 15.000/kg
2 minggu/ I x
Rp 4.000.000
8.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk biaya kebutuhan sehari-hari dan untuk tabungan di masa Tua.
Ø Responden 5
1. Nama                                    : SAMSUL
2. Umur                                    : 39 Tahun
3. Alamat Desa                         : Jl. Rapainga Desa Lanta Labuan Kungguma
4. Tingkat pendidikan              : SMA
5. Jumlah anggota keluarga      : 3 orang
6. Suku                                     : Kaili
B. Sosial Ekonomi Responden
1. Pekerjaan/ mata pencaharian :
a. Utama                : PNS                            Pendapatan/bulan : Rp 2.600.000/bulan
b. Sampingan         : Petani                          pendapatan/bulan : Rp 750.000/bulan
2. Pekerjaan dari pemanfaatan hasil hutan selama setahun :
Jenis hasil hutan
Volume pengambilan
Frekuensi pengambilan setahun
Harga/volume
Total pendapatan
-
-
-
-
-
3. Alasan memanfaatkan hasil hutan : .untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari – hari



6.    Pekerjaan dari penggunaan lahan hutan selama setahun :
Jenis tanaman yang ditanam
Luas lahan (Ha)
Produksi (Kg, Liter, Tandan dll)
Harga/volume
Berapa kali panen selama setahun?
Total pendapatan/tahun
1
2
3
4
5
6
coklat
1 Ha
-
Rp 250.000/kg
-
-
kelapa
1 Ha
-
Rp250.000/kg
-
-
7.    Alasan memanfaatkan hasil hutan : untuk biaya kebutuhan sehari-hari dan  untuk kebutuhan anak – anak.

4.2 Pembahasan
Berbagai bentuk program Social Forestry yang telah berkembang dalam konteks pengelolaan hutan di Indonesia telah berkembang lebih jauh mengikuti proses dan dinamika kehidupan masyarakat dan kelembagaan di pedesaan pada tingkat lapangan diantaranya adalah Pola PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)  Dengan adanya perkembangan dinamika kehidupan masyarakat didalam dan di sekitar hutan maka lahirlah dasar kebijakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang dapat memayungi dan mendukung penguatan kelembagaan pengelolaan hutan oleh masyarakat seperti : Hutan Kemasyarakatan (Permenhut No. 37 Tahun 2007), Hutan Desa (Permenhut No. 49 Tahun 2008),
Hutan kemasyarakatan (Social forestry) merupakan hutan negara dengan sistem pengeloaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat tanpa menggangu fungsi pokoknya. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan nilai ekonomi, nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan masyarakat setempat. Social forestry ditujukan atau bisa dimanfaatkan oleh masyarakat petani di sekitar kawasan hutan yang memiliki ketergantungan pada kawasan hutan tersebut dengan sistem pendekatan areal kelola/hamparan kelola. Dalam hal ini, Social forestry memberikan kepastian hukum atas status lahan kelola bagi masyarakat yang membutuhkannya. Social forestry juga bertujuan agar hutan lestari masyarakat sejahtera.
konsep Hutan Lestari melalui pola-pola pengelolaan di lahan Social forestry, diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga meningkatkan kesejahteraan hidup mereka melalui penganekaragaman hasil dari tanaman yang ditanam di lahan Social forestry.

















V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berasarkan data yang telah di kumpulkan dapat disimpulkan bahwa manfaat agroforestri sangat berperan penting bagi para petani, mengingat kondisi lahan kritis yang sekarang pola agroforestri kompleks dapat memberikan keuntungan baik dari aspek ekologi, aspek ekonomi maupun aspek sosial.
5.2 Saran
            Saran yang dapat kami sampaikan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu agar praktikum selanjutnya lebih ditingkatkan lagi dan pengambilan responden bisa lebih agar kita lebih bisa membedakannya antara pola agroforestri yang digunakan para petani.





           



DAFTAR PUSTAKA
Abstrak Hutan dan kehutanan Vol. 1, no  1, 1989. Agroforestry. Proyek Pembangunan perpustakaan Manggala Wanabakti.Jakarta.
            diakses tgl 29 Nov 2011
http://mawarhitamsempurna.blogspot.com. diakses tgl 29 Nov 2011
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25461/5/Chapter%20I.pdf,           diakses tgl 29 Nov 2011
http://webmaster@lablink.or.id. diakses tgl 29 Nov 2011


                                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar