Rabu, 22 April 2015

PROFIL DESA POWELUA KEC.BANAWA TENGAH

PROFIL DESA POWELUA KEC. BANAWA TENGAH


I.     Sejarah desa powelua
Nama powelua di ambil dari bahasa masyarakat setempat yakni kaili dialek unde, yaitu dari kata “ave” berarti hanyut dan “lua” berarti muntah. Kemudian kata ave dan lua mengalami perluasan makna menjadi “poave nulua” yang berarti “hanyutnya muntah” kemudian mengalami perubahan menjadi “povelua” yang pada akhirnya menjadi nama desa yang definitif seperti sekarang ini.
Ceritera rakyat tentang awal mula pengambilan nama povelua adalah berawal dari kisah raja manganda yang ingin menjodohkan puteranya dengan puteri raja mangili dari desa (kampung) lumbudolo. Pinangan tersebut diterima dengan syarat apabila raja manganda mampu mengendalikan dan merubah arah aliran sungai yang sering menimbulkan bencana (banjir) yang sering melanda kampung lumbudolo dan sekitarnya. Dan akhirnya persyaratan tersebut disanggupi raja manganda. Dengan mengarahkan seluruh kemampuannya dan dibantu oleh seluruh rakyatnya bekerja siang dan malam, sampai pekerjaan merubah arah aliran sungai tersebut selesai.
Bertepatan dengan itu pula raja manganda yang kelelahan karena bekerja siang dan malam akhirnya muntah ditengah aliran sungai yang telah berubah arah dan muntahnya hanyut bersama aliran sungai. Dari peristiwa itulah muncul nama povelua. Lokasi aliran sungai yang dirubah oleh raja manganda sekarang dapat dilihat di dusun III powelua yang muaranya terdapat di desa tanahmea.
Sedangkan pemerintah desa powelua telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan peraturan perundang – undangan. Sebelum desa powelua berdiri sendiri sebagai satu desa definitif, powelua merupakan bagian dari wilayah kampung lumbudolo yang dikepalai oleh seorang kepala jaga (setingkat kepala dusun), yang berturut – turut sebagai berikut :
1.      LAKAMUNDI berkedudukan di salulanja
2.      SILIMAYA berkedudukan di sivua
3.      JADI berkedudukan di salulanja
4.      SUREMAYA berkedudukan di salulanja
5.      TOYA berkedudukan di powelua
6.      TINDO berkedudukan di powelua
7.      LAMPO berkedudukan di powelua
Ketujuh kepala jaga tersebut tidak memiliki batas kekuasaan serta masa bakti tertentu.

Pada tahun 1953 berdasarkan peraturan pemerintah yang masih mengacu pada peraturan kolonial, powelua ditetapkan sebagai satu kampung (desa) yang definitif sehingga kedudukan kepala jaga digantikan oleh kepala kampung (kepala desa) yang berturut – turut adalah :

1.      Lagele tahun 1953 s/d 1958
2.      Weka tahun 1975 s/d 1963
3.      Lasoti tahun 1963 s/d 1975
4.      Arsyad tahun 1975 s/d 1980
5.      Ladenjo tahun 1980 s/d 1989
6.      Hedar laudjeng SH, tahun 1989 s/d 1994
7.      Moh. Gising hanafie tahun 1994 s/d 1997
8.      Zainudin (PJS) tahun 1998 s/d 1999
9.      Lego tahun 1999 s/d 2001
10.  Asli latangi (PLH) tahun 2001 s/d 2004
11.  Ruslin basiama tahun 2004 s/d 2008
12.  Ruslin basiama tahun 2008 s/d 2013
13.  Bangamputi tahun 2013 s/d 2019

II. Letak geografis dan askesbilitas
a.       Desa powelua adalah salah satu dari delapan desa yang ada di wilayah kecamatan banawa tengah yang baru dimekarkan sebagai salah satu kecamatan devinitif di kabupaten donggala dengan batas – batas sebagi berikut :
-          Sebelah utara berbatasan dengan desa lampo
-          Sebelah timur berbatasan dengan desa loli tasiburi
-          Sebelah selatan berbatasan dengan desa lumbumamara
-          Sebalah barat berbatasan dengan desa tosale
Adapun jarak ke :
-          Ibukota kecamatan            :           5 km
-          Ibukota kabupaten                        :           17 km
-          Ibukota propinsi                :           54 km

b.      Luas wilayah dan keadaan alam
Desa powelua memiliki luas wilayah 4.847 Ha. Secara umum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pemukiman penduduk, rumah ibadah, fasilitas umum, lahan perkebunan dan lahan pertanian, selebihnya berupa hutan yang belum dimanfaatkan secara maksimal yang secara topografi menurut porsentasenya adalah sebagai berikut :
1.      Dataran                 = 20%
2.      Perbukitan             = 26%
3.      Pegunungan          = 54%

c.       Iklim
Secara umum desa powelua beriklim tropis dengan curah hujan berkisar 1.500 – 2.000 mm / tahun. Dengan keadaan iklim yang demikian sangat menunjang dan menguntungkan masyarakat yang pada umumnya adalah petani.



d.      Keadaan penduduk
Desa powelua didiami oleh penduduk dengan jumlah 1.780 jiwa, terdiri dari laki – laki 620 jiwa dan perempuan 1.080 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 401 kk (data tahun 2008).
1.      Keadaan penduduk menurut suku
penduduk desa powelua mayoritas dihuni suki kaili unde sebagai suku asli yakni 99,9% selebihnya suku pendatang
2.      Keadaan penduduk menurut agama
Penduduk yang berjumlah 1.780 jiwa atau 379 kk mayoritas baragama islam
3.      Keadaan penduduk menurut mata pencaharian / lapangan pekerjaan
Dari jumlah penduduk 1.780 jiwa sebagian besar adalah petani, diperkirakan kurang lebih 99% selebihnya adalah PNS, pedagang dan buru tani.
4.      Keadaan penduduk menurut pendidikan
Pendidikan di desa powelua dapat dikatakan masih sangat rendah, karena sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa pendidikan bukan merupakan suatu kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang hanya tamat SD dan tidak melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi.
Untuk meningkatkan sumberdaya manusia telah dibangn sarana dan prasarana pendidikan berupa :
1.      Dua sekolah dasar negeri (SD inp. Powelua I terletak di dusun I monggo dengan jumlah murid 126 orang dan guru PNS 4 orang / guru honor komite 3 orang) sedangkan ( SD inp. Powelua II terletak di dusun III powelua dengan jumlah murid 116 orang dan guru PNS 4 orang / guru honor komite 4 orang)
2.      Dan tahun 2008 telah dibangun satu unit SMP SATAP dengan jumlah murid 63 orang dan jumlah guru 5 orang guru honor.

III. Bidang sosial budaya
keadaan sosial budaya masyarakat desa masyarakat desa powelua dalam aktifitasnya sehari – hari adalah persamaan hubungan sosial dan komunitas secara timbal balik secara  individual maupun kelompok, seperti bidang adat, agama, dan sosial kemasyarakatan.

IV. Bidang pemerintahan
sejak terbentuknya menjadi desa definitif tahun 1953, sudah terjadi 12 kali pergantian kepala desa sampai saat ini. Berdasarkan undang – undang nomor 32 tahun . . . . , peraturan pemerintah nomor 72 tahun . . . . . , dan peraturan daerah yang berlaku, pemerintah desa dipimpin oleh desa beserta perangkatnya yaitu sekretaris desa, kepala – kepala urusan, kepala dusun RW dan RT serta didukung oleh organisasi dan lembaga – lembaga lainnya seperti BPD, LPM dan PKK desa.

V. Bidang pembangunan
pelaksanaan program pembangunan di desa dimulai dengan adanya MUSBANGDES, yang setiap tahunnya dilaksanakan bersama lembaga pemberdayaan masyarakat (LPMD) dan badan perwakilan desa (BPD) membahas kegiatan – kegiatan prioritas yang dibutuhkan masyarakat serta penentuan alokasi dana melalui anggaran bantuan pemerintah pusat, alokasi dana hiba lewat kecamatan (proyek PKK), alokasi dana bantuan pemerintah propinsi dan alokasi dana bantuan pemerintah kabupaten serta alokasi dana swadaya dan gotong royong masyarakat desa powelua.

VI. Bidang kesehatan dan keluarga berencana
kegiatan masyarakat dibidang kesehatan sudah mulai meningkat, hal ini ditandai dengan makin banyaknya kunjungan masyarakat ketempat pelayanan kesehatan, yaitu POLINDES, dan adapun sarana kesehatan yang ada di desa powelua, yaitu 1 buah POLINDES, namun saat ini belum ada tenaga medis tetap, hanya di isi oleh bidan desa tetanggadan dibantu oleh kader POLINDES (kader KB) yang berjumlah 3 orang.
Bidang keluarga berencana (KB)
Adapun peserta KB aktif sejumlah . . . . . . . . orang terdiri dari akseptor:
-pil                   : . . . . . . . . . . orang
-suntik             : . . . . . . . . . . orang
-implant           : . . . . . . . . . . orang
-IUD               : . . . . . . . . . .orang
-MOU             : . . . . . . . . . .orang

VII. Bidang perekonomian desa
a.       Bidang pertanian dan perkebunan
Desa powelua sebagian besar penduduknya adalh petani. Adapun tanaman pertanian dan perkebunan yang menunjang perekonomian masyarakayt adalah dari perkebunan seperti : kelapa, coklat, cengkeh, pala, jambu mente dan durian cukup menunjang kebutuhan sehari – hari. Adapun hasilnya tidak dapat kami uraikan pada laporan ini. Kemudian pada sektor pertanian adalah padi ladang dan jagung.

b.      Bidang perdagangan

Kebutuhan sembilan bahan pokok masyarakat desa powelua tersedia dan terjangkau. hal ini di tunjang dengan adanya beberapa kios – kios besar dan kecil dan pasar desa yang menjual bahan kebutuhan sehari – hari (sembako) untuk para petani naik hasil perkebunan jangka panjang maupun jangka pendek dapat dijual di desa ini sendiri dan ke ibukota kabupaten donggala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar